Ebook ini merupakan salah satu dari 3 ebook lanjutan dari ebook Dasar-dasar Pemrogramen Manusia. Fokus ebook ini adalah bagaimana anda dapat meningkatkan kemampuan sendiri dengan memprogram peningkatan intelegensi, menginstall bakat dan mengcopy skill ke diri anda sendiri.
Buku ini adalah salah satu dari tiga buku yang merupakan lanjutan dari buku “Dasar-dasar Pemrograman Manusia”. Fokus ini buku ini adalah langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan pada diri sendiri.
Semua teknik yang diterangkan dalam buku ini sudah saya praktekkan ke diri sendiri maupun ke orang lain. Tetapi harap diketahui bahwa sampai saat buku ini ditulis, saya belum pernah mengajarkan teknik-teknik tersebut secara langsung kepada orang lain. Hal ini karena saya belum memiliki cukup kesempatan untuk melakukan uji coba, jadi pada dasarnya anda harus mencoba mempraktekkan sendiri. Tentu saja saya mengasumsikan bahwa anda sudah memahami dan berhasil mempraktekkan petunjuk di buku sebelumnya.
Untuk memudahkan anda dalam mempraktekkannya, saya akan menjelaskan serinci mungkin, bioenergi jenis apa saja yang saya gunakan untuk setiap teknik. Agar mudah dipahami, saya akan selalu menggunakan istilah “visualisasi” untuk tindakan menggunakan bioenergi sistem saraf, “niat” untuk tindakan menggunakan bioenergi sistem reproduksi, dan “harapan” untuk tindakan menggunakan bioenergi sistem peredaran darah. Selain itu jangan lupa bahwa kunci pengendalian bioenergi terletak pada ketiadaan rasa diskriminasi di dalam hati, jadi itu sangat menentukan apakah yang anda lakukan akan berhasil atau tidak.
Jakarta, Juni 2019Setiap pembelian ebook ini, mendapatkan bonus pengrapian ingatan emosional yang berada di darah, yang efeknya adalah mengurangi atau bahkan menghilangkan gejala-gejala emosi yang timbul tanpa sebab, sehingga menjadi lebih tenang dalam mengambil keputusan
Selain itu anda juga mendapatkan bonus voucher senilai 1 juta rupiah, dengan syarat dan ketentuan penggunaan sebagai berikut:
IQ adalah penilaian intelegensi seseorang, dibandingkan dengan intelegensi rata-rata manusia pada umumnya. Inteligensi sendiri adalah kemampuan suatu individu untuk memahami informasi yang diterima, melakukan penilaian sesuai situasi dan kondisi, lalu melakukan tindakan yang menguntungkan, sebagai respon terhadap informasi tersebut. Artinya, ketika menerima informasi yang sama dan berada pada situasi dan kondisi yang sama, seorang yang memiliki IQ lebih tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk dapat melakukan hal-hal yang menguntungkan dirinya. Dengan kata lain, semakin tinggi IQ seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk berhasil menang dalam persaingan hidup.
Tapi tentu saja, ketika kita berbicara tentang meningkatkan IQ, yang kita tuju bukan sekedar meningkatkan hasil tes. Meningkatkan hasil tes dapat dilakukan dengan cara berlatih menjawab ratusan soal-soal tes, akan tetapi itu tidak berarti telah terjadi peningkatan pada intelegensi. Yang terjadi hanya peningkatan kecepatan reaksi, karena menjawab soal-soal sejenis telah menjadi suatu kebiasaan. Ketika disodorkan soal yang sama sekali berbeda, kebiasaan itu menjadi tidak berguna dan yang berperan hanya intelegensi murni. Jadi yang perlu ditingkatkan itu adalah intelegensinya.
Banyak orang mengira bahwa intelegensi hanya soal hitung-hitungan, mengganti kata-kata dan melihat gambar-gambar. Ini tentu saja hanyalah pemahaman sempit terhadap intelegensi, karena kalau hanya demikian, maka hampir semua smartphone yang ada saat ini sudah dapat dikatakan memiliki intelegensi. Tapi intelegensi sejati tentu tidak hanya sebatas itu saja. Untuk sesuatu dapat dikatakan memiliki intelegensi, harus dapat menilai juga situasi, kondisi, serta emosi yang terkait dengan suatu informasi. Ini sebabnya manusia bisa melakukan sesuatu yang secara emosional menguntungkan walau secara hitung-hitungan sangat merugikan, sementara komputer tidak bisa. Contohnya secara diam-diam mendonasikan sejumlah harta untuk korban bencana alam, tindakan yang hanya menguntungkan secara emosional.
Jadi, intelegensi tidak hanya melibatkan pikiran saja, melainkan juga melibatkan rasa serta emosi. Dengan demikian, menilai dan meningkatkan intelegensi juga tidak cukup hanya berdasarkan otak, melainkan harus mencakup ketiga prosesor di tubuh, yakni neuron-neuron di otak, saraf-saraf di sumsum tulang belakang dan sel-sel darah. Sebagian orang membuat istilah terpisah yakni Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ), agar terlihat lebih canggih dan dapat dipasarkan secara terpisah.
Jika menggunakan standar tes IQ biasa yang hanya memperhitungkan daya ingat dan kecepatan memproses informasi, maka dari berbagai sumber yang dikumpulkan, nilai rata-rata IQ orang indonesia berdasarkan penelitian adalah 87, suatu nilai yang berdasarkan skala internasional, dianggap sebagai “dibawah rata rata”
Ingin tahu selengkapnya? Tambahkan ebook ini ke daftar pustaka digital anda, dengan prosedur berikut:
Setelah transfer (harap angkanya sesuai dengan yang anda baca diatas), konfirmasikan ke Penulis, Irwan Effendi, via WhatsApp . Setelah kami verifikasi, anda akan menerima balasan berupa file ebook tersebut.
Lahir di Padang, 28 Desember 1973. Pernah kuliah jurusan Electronic Electrical Engineering di Sacramento, California, USA. dan saat ini sedang kuliah secara daring jurusan Health Science di University of The People
Berwiraswasta sebagai Konsultan I.T. freelance sejak tahun 1997.